Rabu, 09 Desember 2009

Kata mereka diriku s'lalu dimanja
Kata mereka diriku s'lalu ditimang

Oh Bunda ada dan tiada
Dirimu 'kan selalu ada di dalam hatiku...


Penggalan lagu bunda di atas mempunyai banyak arti dalam hidupku. Ibu, seorang yang selalu ada buat kita saat kita masih dalam kandungan sampai sekarang. Begitu banyak kisah yang ditorehkan dalam perjalan hidupku. 15 tahun yang lalu ibuku mempertaruhkan nyawanya melahirkan aku ke dunia ini. Di sebuah rumah sakit berada di Tulung agung pertama kali tangisku membangunkan penghuni rumah sakit. Meski aku tak tahu apa yang terjadi tapi aku yakin ibuku pasti menitikkan air mata ketika menggendongku.

Saat itu ketika aku sudah di bawa ke Bojonegoro,keluargaku hanya terdiri dari 3 orang, aku, ibuku dan ayahku. Aku adalah anak pertama dan sampai sekarang aku masih menjadi anak tunggal. pekerjaan kedua orang tuaku adalah guru SMP,kita juga tidak punya pembantu, jadi ayah dan ibuku bergantian menjagaku. Biasanya dulu aku bangun jam setengah empat pagi dan diawali dengan tangisan. Ibuku langsung menggendongku dan menghiburku hingga aku tak menangis lagi. Saat ibuku mandi, mencuci baju dan popokku juga membuat sarapan, barulah ayahku bergantian menjagaku dan memandikanku.
Begitulah kegiatan setiap pagi ketika aku masih berumur 6 bulan.
Aku ingat ketika ibuku mengajari aku kata dengan huruf "R". Setiap saat aku selalu di ajak bicara dengan kata-kata sarung,sarang,saring, jaring, jarang, burung, dan aku menirukan menjadi salung,salang,saling,jaling. Ibuku dengan giat melatihku, saat aku bangun atidur, mandi, berganti pakaian sampai mau tidur lagi ibuku terus melatihku. Sampai suatu siang ketika ibuku dan ayahku pulang mengajar, aku berlari ke arahnya dan berkata, " yah, buk aku iso R. jaring, jarang, sarung, saring" kataku kala itu. Senyum ibuku terkembang dan memelukku sambil berkata " Sampeyan nyuwun opo nak saiki?" ibuku bertanya kepadaku. Dengan spontan aku menjawab sepatu. itulah saat yang aku rindukan.

Suatu saat aku merengek ingin sekolah, karena setiap pagi sampai aku selalu dititpkan ke tetanggaku karena ibu dan ayahku mengajar dan semua teman-temanku sudah menginjak bangku sekolah, aku kesepian dan meminta ibuku untuk mendaftarkan aku ke sekolah. Hari pertama aku masuk sekolah, ibuku pagi-pagi membangunkanku dan aku masih ingat ibuku mengatakan, "mbak, bangun uis pagi lho, jarene arep sekolah" tiap pagi ibu selau mengucapkan kata itu bahkan sampai sekarang saat membangunkanku.

Tahun demi tahun berlalu, hal yang sangat menyedihkan ketika aku lulus SD dan melanjutkan ke SMP, saat itu aku di suruh ayahku untuk melanjutkan ke Bojonegoro kota, rumahku memang di pinggiran kota. Mau tidak mau aku harus kost. Dan itu pertama kalinya aku harus berpisah dengan orang tuaku. Sebenarnya aku menolak tapi ayahku setengah memaksa, untungnya ibuku menenangkan aku, hingga akhirnya aku menuruti kemauan ayahku untuk kost. Hari pertama aku kost aku menangis seharian karena tidak betah, tidak bertemu dengan ayah ibuku sehari, hingga akhirnya ibu dan ayahku datang ke kostku dan menemaniku. Setiap hari seperti itu.

Bukan setiap saat aku menuruti kata-kata ibuku, aku sering jengkel karena kecerewatan ibuku. Bahkan sampai sekarang kadang aku masih jengkel.
Aku ingat ketika aku lulus SMP dan mau melnjutkan ke SMA.

Selasa, 24 November 2009

SUARA SEORANG ANAK DIDIK

18 bulan lalu terakhir kalinya aku mendengar penjelasanmu tentang Aljabar, Volume benda, pecahan dan yang lainnya. Yah, pelajaran matematika, pelajaran yang ku anggap sulit ketika aku di SMP. Tapi, sekarang bagiku pelajaran ini bukan lagi menjadi pelajaran yang sulit, berkat kesabaran dan ketelatenan beliau. Ibu Taty Yudha, guru matematikaku di SMP Negeri 1 Bojonegoro. Tiga tahun aku menuntut ilmu di rumahnya, yang dulu berlokasi di Gg. Namlo Jl. Basuki Rahmad. Tiga tahun aku di bimbingnya dengan penuh kesabaran. Tiga tahun aku di berikan konsep-konsep yang membuatku mengerti bahwa matematika bukanlah pelajaran yang teramat sulit.
Ingatkah ibu ketika aku pertama kali memasuki halaman rumah ibu diantar oleh ayah, saat itu aku terlihat sangat kecil dan polos meminta les pada ibu karena aku menyadari bahwa aku tidak bisa matematika, dengan senyum ibu yang mengembang, ibu menerimaku menjadi siswa les ibu. Setiap kali aku terlambat masuk ibu tak bosan selalu menegurku, bahkan ketika aku sering tidak masuk les senyum ibu selalu terkembang dan selalu mencarikan aku solusi ketika aku ada masalah, ibu seperti ibu keduaku.
Ingatkah ibu ketika aku tidak mengerti tentang persamaan kuadrat. Ibu menjelaskan berkali-kali dengan sabar. Meski berkali-kali ibu mengatakan bahwa (a+b)2 = a2 + 2ab + b2 dan sering kali aku menuliskan (a+b)2= a2 + b2. Mungkin ibu lupa, tapi aku selalu mengingat rumus itu dengan tersenyum sama seperti senyum ibu yang menjelaskan rumus itu.
Dulu aku yang pernah merasa jengkel terhadap ibu, tapi sekarang aku sadar bahwa yang ibu katakana berguna bagiku. Kini, semua kenangan itu aku simpan dalam memori terindah di otakku. Terima kasih bu, engkau telah menjadikanku seoran siswa SMA yang memandang bahwa “Tak semua sesuatu yang sulit tetap menjadi sulit, apabila sering dilakukan dengan kesabaran dan ketelatenan” Terima kasih Bu Yudha ibu keduaku di Spensa.

Rabu, 11 November 2009

perjalanan masa yang paling indah

juli 2008 lalu, pertama kali aku kenal orang - orang baru, aku tak tahu karakter mereka seperti apa, yang ku tahu hanya mereka semua pendiam. Saat aku menduduki kelas X-7 aku bersebelahan dengan Alfi, yang semula memang teman satu SMP. Tempat paling belakang 2 dari kiri disitulah aku tempati. 3 hari MOS ku lalui dengan mengenal teman-teman baruku. HAri berganti hari, sudah sebulan aku di kelas yang awalnya bernama X-Sentrick. aku masih merasa kelasq gag bisa kompak seperti kelas lainnya, aku sempat berfikir bahwa kelasku gag bisa kompak sampai penjurusan. Ternyata dugaanku salah, semakin aku kenal mereka, semakin klop rasanya..
yakh aku bersyukur mempunyai teman-teman yang gokil, seru bahkan termasuk dalam kadar "gila".
Saat aku sudah merasa dekat seperti keluarga sendiri, dinding penjurusan yang memisahkan satu kesatuan remaja yang baru mulai mengenal kekompakan.
Sekarang aku sudah berpisah dengan teman-teman yang lucu, rame dn fun,.
Pertama aku memasuki kelas XI IA 3, aku merasa kangen dengan celotehan anak laki-laki yang menyambut kedatangan anak-anak X-7.
Bahkan masih teringat di benakku ketika pesta rombong, buka bersama, ngecat kelas bareng-bareng saat hujan, latihan teater sampai jam 9 malam di sekolah pada hari jumat malam dengan suasana hujan deras, itu akan menjadi kisah yang indah untuk di kenang.
Sekarang grespha adalah kelasku, duniaku, aku harus bisa menjalani hari-hariku dengan teman yang karakternya baru kukenal..
harapanku semoga GRESPHA menjdi kelas yang kompak fun depertu arti nama grespha, GROUPE RESE IPA TELU....
AMIEN.................

Jumat, 13 Maret 2009

Tugas IV Kontigen Smadabo di Festival Bathik Khas Bojonegoro

Bojonegoro sedang mempersiapkan untuk mengikuti Festival Bathik Nasional. Untuk mempersiapkan Festival tersebut Pemkab Bojonegoro mengadakan Festival Motif Bathik Khas asal Kota Ledre dan pesrta yang menjuarai Lomba ini akn mendapat kesempatan untuk mengikuti Festival Bathik Nasional.
Untuk mempersiapkan Festival ini SMAN 2 Bojonegoro yang juga berpartisipasi untuk meramaikan Festival di Bumi Angling Dharma. Guru kesenian pun berperan aktif dalam persiapan Lomba yang baru digelar tahun ini. Seperti tadi pagi, Jum'at 13 Maret 2009 Taufikkurrahman. SPsi, selaku guru kesenian SMAN 2 Bojonegoro mendatangi setiap kelas untuk mencari wakil-wakil dari Sekolah yang sering mengikuti lomba kesenian.
Menurut Winda dari kelas X-7 yang ditunjuk sebagfai salah satu wakil Smadabo mengakatakan bahwa pencarian inspirasi dan motif khas paling sulit untuk dikerjakan. Memang motif yang dibuat kali ini bertemakan jagung, padi, tembakau, sapi, mliwis putih, wayang tengul, khayangan api dan minyak bumi. Media yang akan digunakan berupa kertas gambar A3 dengan pewarnaan menggunakan pewarna cat poster dan paling lambat diserahkan pada tanggal 31 Maret 2009.

Kamis, 12 Maret 2009

Tugas III : Yang Ku Inginkan Tercapai tapi Tak Ku Jalani

Harapan dan keinginan yang tercapai membuat orang bangga dengan hasil yang diperoleh, apalagi merupakn hasil diri sendiri pasti akan semangat dan senang menjalani rutinitas harapan tersebut. Begitu pula sebaliknya bila harapan dan keinginan tidak terwujud maka perasaan menyesal, tidak terima dan sedih membanyangi setiap saat.
Aku pernah mengalami suatu peristiwa yang tak ingin ku ingat lagi. Melalui tulisan ini aku berbagai cerita dengan siapapun orang yang membaca tulisan ini.
Kisah ini berawal ketika aku lulus SMP dan saat Pendaftaran Siswa Baru (PSB). Aku yang baru saja lulus SMP dan bingung menentukan pilihan, dimana aku akan melanjutkan cita-citaku. Saat itu aku menentukan pilihan untuk bersekolah di luar kota, karena aku melihat NEM ku hanya mempunyai rata-rata 8 harus bersaing dengan banyak anak yang mempunyai nilai di atasku.
Ketika aku memutuskan untuk mendaftar di sebuah SMK di Malang, aku berkonsultasi dengan kedua orangtuaku. Ayahku menyetujui aku bersekolah disana, namun ibuku tidak setuju dengan keputusanku. Alasan ibuku melarangku bersekolah disana karena aku seorang anak perempuan tunggal, dan aku gampang sekali terpengaruh keadaan sekitarku. Beliau takut aku tidak untuk sekolah melainkan hanya untuk bersenang-senang dan bebas dari tekanan orang tua. Padahal itu salah besar.
Aku berusaha meyakinkan ibuku bahwa aku tidak main-main dengan keputusan yang aku ucapkan dan aku akan menjalaninya dengan serius. Setiap hari, setiap saat aku berusaha meyakinkan ibuku karena pendaftaran akan di tutup.
Dua hari sebelum pendaftaran di tutup, barulah ibuku mengizinkan aku mendaftar di Malang. Ketika itu juga aku berangkat ke Malang bersama ayahku. Aku persiapkan semua yang aku butuhkan, SKHUN sementara, Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB) dan semua peralatan test yang akan aku jalani di sana. Aku sampai di Malang sudah pukul 8 malam.
Keesokan harinya baru aku mendaftar dan tepat hari Senin tanggal 30 Juni 2008 langsung diadakan test tahap pertama yaitu test akademik. Pelajaran yang diujikan adalah Matematika, Bahasa Inggris, dan Fisika. Aku merasa tidak yakin apakah aku akan lolos tahap ini karena persiapanku sangat kurang. Sementara siswa yang mengikuti test ini sekitar 800 siswa dari seluruh penjuru Indonesia dan hanya diambil 350 orang. Aku nayan bisa pasrah dan berdoa.
Pada tanggal 2 Juli 2008 pengumuman test tahap pertama diumumkan dan hasilnya aku lolos. Rasa ketidakpercayaan datang menghampiri. "Aku mimpi gak ya. Aku lolos. aku mengalahkan 450 siswa" kataku kala itu. Keesokan harinya aku melanjutkan test tahap II yaitu test psikolog. Di saat ini aku sudah khawatir bila disuruh menggambar. Padahal aku sama sekali tidak suka dengan menggambar. Aku mulai pesimis, apalagi hanya diseleksi sekitar 50 orang. Tapi hati kecilku berkata aku yakin diterima.
Dua hari berikutnya diadakan test tahap III yaitu test kesemaptaan, test kesehatan, test fisik dan test wawancara. Rasa percaya diriku mulai goyah melihat pesaing-pesaing yang makin kuat dan matang. sementara aku tanpa persiapan apapun.
Setelah semua tahap aku lalui, tepat tanggal 6 Juni 2009 pengumuman siswa yang diterima diumumkan lewat internet di website sekolah. Saat itu aku sudah kembali ke Bojonegoro dan mengurus pendaftaran di Bojonegoro sebagai cadangan jika aku tidak diterima disana.
Saat itu aku lupa kalau hari itu adalah pengumuman siswa yang diterima. Temanku yang berada di Malang memnelponku berkali-kali tapi aku tak mengangkatnya karena terlalu sibuk dengan PSB. Ayahku pun teringat kalau hari itu adalah pengumuman siswa yang diterima. Aku segera mencari di internet dan hasilnya aku diterima menjadi siswa. Senang sekali rasanya aku bisa diterima. Akan tetapi masalah kembali muncul karena ibuku tidak memperbolehkan aku bersekolah disana. aku tak habis pikir mengapa ibuku tidak mengizinkan aku?. Pupus sudah harapan, impianku yang sudah aku rajut dengan indah dengan benang-benang keberhasilanku.
Rasa sedih, menyesal, sakit hati, kecewa bercampur jadi satu. Aku bersusah payah berjuang mengejar penutupan pendaftaran, megikuti semua test dan ketika aku diterima aku tidak diperbolehkan mengenyam pendidikan disana. Rasanya aku ingin marah pada ibuku. Semua perjuanganku sia-sia. Selama 2 hari aku mengurung diri di kamar. Aku menyesali keputusan ibuku saat itu.
Lambat laun aku bisa menerima kenyataan, bahwa aku tidak boleh terpuruk dan hancur. Meski beberapa temanku berkata " Kamu aneh shel, sudah diterima tinggal menjalani saja kok gak mau. padahal berapa ratus orang yang ingin bersekolah disitu tapi gagal, sementara kamu sudah mendapt kesempatan malah kamu tinggal" Sakit rasanya mendengar perkataan itu, aku hanya bisa tersenyum dengan penuh luka.
Perlahan aku mulai bangkit dan bersyukur dapat bersekolah di SMADaBo, sekolah yang terfavorite di kotaku. Disekolah ini pula aku menutup dan melupakan semua yang terjadi pada bulan Juli lalu sebagai kenangan terpahitku.

Kamis, 05 Maret 2009

Tugas II Cerpen Pertamaku

Setiap orang pasti pernah merasakan kebingungan saat mengalami pengalaman pertama yang belum pernah dirasakan. Perasaan campur aduk mulai dari deg-degan, jalannya kegiatan itu dan bahkan rasa ketidak percaya diri datang menghantui. Begitu juga perasaan seseorang yang awal mulanya tidak pernah menulis dan pertama kali menulis.
Aku juga merasakan hal yang sama saat aku pernah mengalami membuat cerpen. Dorongan itu terjadi ketika aku membaca beberapa cerpen yang ada di dalm majalah, entah apa nama majalah itu. Saat itu aku kelas VIII SMP. Hal pertama yang aku rasakan, darimana aku mengawali cerita itu. Kesalahanku saat iru aku terpaku pada judul cerpen itu padahal lebih baik menulis isinya dan membuat judul itu urusan belakang yang penting sudah ada konsep dan isinya.
Saat aku menentukan judul, aku bingung membuat alur ceritanya. akhirnya cerpenku tertunda berhari-hari. Seminggu sesudah itu barulah aku memulai mengarang alur ceritanya. Akhirnya cerpenku selesai dalam waktu hampir 2 bulan.
Suatu hari aku mendapat tugas bahasa indonesia membuat cerpen dan 2 hari dikumpulkan. Saat itu aku dilema apakah cerpenku yang pertama akan aku publikasikan di depan guruku dan teman-teman satu kelas.
Datanglah hari-H yang menentukan. aku tekadkan niatku untuk mengumpulkan cerpen pertamaku. Aku sangat tidak percaya diri dengan karyaku sendiri. Dan saat di bagikan cerpenku hanya mendapat 75. tapiaku tak kecewa karena itu adalh karyaku sendiri dan baru pertama kali tulisan cerpenku di baca orang lain.

Tugas I MOOD DAN TULISAN

Menulis adalah kegiatan yang biasa dilakukan oleh semua orang. kegiatan ini bisa dilakukan oleh pelajar, mahasiswa maupun orang - orang yang sudah bekerja, menulis pun dapat dilakukan dimana saja, sesuai dengan apa yang ada di dalam, hati atau pikiran saat ini.
Tak dapat dipungkiri bahwa sebagian orang mendapatkan pekerjaan dengan cara menulis, namun banyak juga orang yang agak tidak suka dengan kegiatan ini. karena untuk menuangkan ide yang ada di pikiran untuk di tulis tidaklah mudah, harus bisa membuat orang lain yang membaca mengerti dengan apa yang ditulis.
Tapi tak perlu kuatir bagi orang yang menganggap menulis adalah kegiatan ini seperti ngomong dengan orang lain. itupun karena apa yang di pikiran langsung tertuang ke dalam tulisan.
Kesulitan yang paling parah yang di alami oleh sebagian penulis adalah kemacetan ide dan mood orang yang akan menulis apalagi di masa-masa transisi atau masa remaja. Sangat sulit rasanya apabila mood sudah jelek ditambah dengan deadline yang sudah tinggal beberapa jam lagi. Memang susah tapi kalau sudah mengetahui apa enaknya menulis, maka kemacetan ide, bad mood hilang tak berbekas.
Salah satu manfaat dari menulis yaitu menyalurkan perasaan saat merasa sedih, senang dan gembira. Rasanya seperti curhat dengan sesuatu yang tidak ada yang melarangnya. Tinggal bagaimana caranya menghadapi mood yang tidak diharapkan menjadi sebuah karya atau tulisan.