Kamis, 12 Maret 2009

Tugas III : Yang Ku Inginkan Tercapai tapi Tak Ku Jalani

Harapan dan keinginan yang tercapai membuat orang bangga dengan hasil yang diperoleh, apalagi merupakn hasil diri sendiri pasti akan semangat dan senang menjalani rutinitas harapan tersebut. Begitu pula sebaliknya bila harapan dan keinginan tidak terwujud maka perasaan menyesal, tidak terima dan sedih membanyangi setiap saat.
Aku pernah mengalami suatu peristiwa yang tak ingin ku ingat lagi. Melalui tulisan ini aku berbagai cerita dengan siapapun orang yang membaca tulisan ini.
Kisah ini berawal ketika aku lulus SMP dan saat Pendaftaran Siswa Baru (PSB). Aku yang baru saja lulus SMP dan bingung menentukan pilihan, dimana aku akan melanjutkan cita-citaku. Saat itu aku menentukan pilihan untuk bersekolah di luar kota, karena aku melihat NEM ku hanya mempunyai rata-rata 8 harus bersaing dengan banyak anak yang mempunyai nilai di atasku.
Ketika aku memutuskan untuk mendaftar di sebuah SMK di Malang, aku berkonsultasi dengan kedua orangtuaku. Ayahku menyetujui aku bersekolah disana, namun ibuku tidak setuju dengan keputusanku. Alasan ibuku melarangku bersekolah disana karena aku seorang anak perempuan tunggal, dan aku gampang sekali terpengaruh keadaan sekitarku. Beliau takut aku tidak untuk sekolah melainkan hanya untuk bersenang-senang dan bebas dari tekanan orang tua. Padahal itu salah besar.
Aku berusaha meyakinkan ibuku bahwa aku tidak main-main dengan keputusan yang aku ucapkan dan aku akan menjalaninya dengan serius. Setiap hari, setiap saat aku berusaha meyakinkan ibuku karena pendaftaran akan di tutup.
Dua hari sebelum pendaftaran di tutup, barulah ibuku mengizinkan aku mendaftar di Malang. Ketika itu juga aku berangkat ke Malang bersama ayahku. Aku persiapkan semua yang aku butuhkan, SKHUN sementara, Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB) dan semua peralatan test yang akan aku jalani di sana. Aku sampai di Malang sudah pukul 8 malam.
Keesokan harinya baru aku mendaftar dan tepat hari Senin tanggal 30 Juni 2008 langsung diadakan test tahap pertama yaitu test akademik. Pelajaran yang diujikan adalah Matematika, Bahasa Inggris, dan Fisika. Aku merasa tidak yakin apakah aku akan lolos tahap ini karena persiapanku sangat kurang. Sementara siswa yang mengikuti test ini sekitar 800 siswa dari seluruh penjuru Indonesia dan hanya diambil 350 orang. Aku nayan bisa pasrah dan berdoa.
Pada tanggal 2 Juli 2008 pengumuman test tahap pertama diumumkan dan hasilnya aku lolos. Rasa ketidakpercayaan datang menghampiri. "Aku mimpi gak ya. Aku lolos. aku mengalahkan 450 siswa" kataku kala itu. Keesokan harinya aku melanjutkan test tahap II yaitu test psikolog. Di saat ini aku sudah khawatir bila disuruh menggambar. Padahal aku sama sekali tidak suka dengan menggambar. Aku mulai pesimis, apalagi hanya diseleksi sekitar 50 orang. Tapi hati kecilku berkata aku yakin diterima.
Dua hari berikutnya diadakan test tahap III yaitu test kesemaptaan, test kesehatan, test fisik dan test wawancara. Rasa percaya diriku mulai goyah melihat pesaing-pesaing yang makin kuat dan matang. sementara aku tanpa persiapan apapun.
Setelah semua tahap aku lalui, tepat tanggal 6 Juni 2009 pengumuman siswa yang diterima diumumkan lewat internet di website sekolah. Saat itu aku sudah kembali ke Bojonegoro dan mengurus pendaftaran di Bojonegoro sebagai cadangan jika aku tidak diterima disana.
Saat itu aku lupa kalau hari itu adalah pengumuman siswa yang diterima. Temanku yang berada di Malang memnelponku berkali-kali tapi aku tak mengangkatnya karena terlalu sibuk dengan PSB. Ayahku pun teringat kalau hari itu adalah pengumuman siswa yang diterima. Aku segera mencari di internet dan hasilnya aku diterima menjadi siswa. Senang sekali rasanya aku bisa diterima. Akan tetapi masalah kembali muncul karena ibuku tidak memperbolehkan aku bersekolah disana. aku tak habis pikir mengapa ibuku tidak mengizinkan aku?. Pupus sudah harapan, impianku yang sudah aku rajut dengan indah dengan benang-benang keberhasilanku.
Rasa sedih, menyesal, sakit hati, kecewa bercampur jadi satu. Aku bersusah payah berjuang mengejar penutupan pendaftaran, megikuti semua test dan ketika aku diterima aku tidak diperbolehkan mengenyam pendidikan disana. Rasanya aku ingin marah pada ibuku. Semua perjuanganku sia-sia. Selama 2 hari aku mengurung diri di kamar. Aku menyesali keputusan ibuku saat itu.
Lambat laun aku bisa menerima kenyataan, bahwa aku tidak boleh terpuruk dan hancur. Meski beberapa temanku berkata " Kamu aneh shel, sudah diterima tinggal menjalani saja kok gak mau. padahal berapa ratus orang yang ingin bersekolah disitu tapi gagal, sementara kamu sudah mendapt kesempatan malah kamu tinggal" Sakit rasanya mendengar perkataan itu, aku hanya bisa tersenyum dengan penuh luka.
Perlahan aku mulai bangkit dan bersyukur dapat bersekolah di SMADaBo, sekolah yang terfavorite di kotaku. Disekolah ini pula aku menutup dan melupakan semua yang terjadi pada bulan Juli lalu sebagai kenangan terpahitku.

2 komentar:

Prawoto R. Sujadi mengatakan...

Wah.. alhamdulillah, Pak Pra senang baca tulisanmu. Ada kemajuan saat membuat tulisan terutama pada awal paragraf yang meruoakan lead dari tulisanmu. Itulah yang saya maksud selam ini.

Anakku... pak Pra baca cerita ini terenyuh sekali. Ketika perjuanganmu sudah membuahkan hasil. Saat itu pula kamu tidak bisa menikmati hasi perjuanganmu. Aku bisa merasakan tekanan batin dan kekecewaanmu.

Bagu dan menarik. Ini menggambarkan dan mmeiliki pelajaran moral bagi semua, bahwa tidak semua yang kita inginkan dan sudah berada didepan mata bisa kita gapai. Makanya kita harus raih dan rebut mimpi itu.

banyak jalan menuju ke Roma. Saya yakin di SMAdaBo ini kamu bisa lebih hebat. Asalkan kamu mau. Hidup adalah pilihan sel. Pilihannya adalah sukses atau tidak.

Siapa yang memilih, ya dirimu sendiri, bukan saya, ibuk dan orang lain. Maka, bangkitlah dari sekarang untuk wujudkan dan rajut kembali mimpi-mimpimu di SMAdaBO. Jangan khawatir ada guru-guru yang menyayangimu. Ada temen yang selalu care dengan kamu untuk selalu dukung dan beri motivasi. Jangan pernah lelah tundukan perjalan hidupmu sampai bintang dalam dirimu menammpakkan sinar kebahagiaan dan kesuksesan.

Ok. Itu pengantar dari saya. Secara teknis tulisan, ada beberapa hal yang harus koreksi. Kelihatanya sekarang kamu makin pintar bikin kalimat, sehingga ada beberapa kalimat yang panjang-panjnga. walaupun sebernanya tidak masalah tetapi untuk keindahan perlu di waspadai. Lihat di paragraf 2.

Perhartikan kalimat "Kisah ini berawal ketika aku lulus SMP dan saat Pendaftaran Siswa Baru (PSB)" metinya kan bisa dibuat 2 kalimat. Lulus SMP dan saat PSB. Itu intinya.dan ada kalimat lain yang modelny mirip seperti itu

Liaht kaliamat akhir di paragraf 3. "Padahal itu salah besar." metinya itu kamu kembangkan jadi satu paragraf. Supay pembaca bisa lebih enak.

lihat kalimat ini. ....mimpi gak ya. Aku lolos. aku mengalahkan 450 siswa" kataku kala itu. apa yang salah. harus ada tanda komo di depn petik jadinya, "...450 siswa," kataku kala itu.

Mr. Pra

Dellya Winda Yuniar mengatakan...

Tapi sekolah di SMADA nggak jelek-jelek amat khan...? Q seneng bisa kenal sama kamu...