Selasa, 24 November 2009

SUARA SEORANG ANAK DIDIK

18 bulan lalu terakhir kalinya aku mendengar penjelasanmu tentang Aljabar, Volume benda, pecahan dan yang lainnya. Yah, pelajaran matematika, pelajaran yang ku anggap sulit ketika aku di SMP. Tapi, sekarang bagiku pelajaran ini bukan lagi menjadi pelajaran yang sulit, berkat kesabaran dan ketelatenan beliau. Ibu Taty Yudha, guru matematikaku di SMP Negeri 1 Bojonegoro. Tiga tahun aku menuntut ilmu di rumahnya, yang dulu berlokasi di Gg. Namlo Jl. Basuki Rahmad. Tiga tahun aku di bimbingnya dengan penuh kesabaran. Tiga tahun aku di berikan konsep-konsep yang membuatku mengerti bahwa matematika bukanlah pelajaran yang teramat sulit.
Ingatkah ibu ketika aku pertama kali memasuki halaman rumah ibu diantar oleh ayah, saat itu aku terlihat sangat kecil dan polos meminta les pada ibu karena aku menyadari bahwa aku tidak bisa matematika, dengan senyum ibu yang mengembang, ibu menerimaku menjadi siswa les ibu. Setiap kali aku terlambat masuk ibu tak bosan selalu menegurku, bahkan ketika aku sering tidak masuk les senyum ibu selalu terkembang dan selalu mencarikan aku solusi ketika aku ada masalah, ibu seperti ibu keduaku.
Ingatkah ibu ketika aku tidak mengerti tentang persamaan kuadrat. Ibu menjelaskan berkali-kali dengan sabar. Meski berkali-kali ibu mengatakan bahwa (a+b)2 = a2 + 2ab + b2 dan sering kali aku menuliskan (a+b)2= a2 + b2. Mungkin ibu lupa, tapi aku selalu mengingat rumus itu dengan tersenyum sama seperti senyum ibu yang menjelaskan rumus itu.
Dulu aku yang pernah merasa jengkel terhadap ibu, tapi sekarang aku sadar bahwa yang ibu katakana berguna bagiku. Kini, semua kenangan itu aku simpan dalam memori terindah di otakku. Terima kasih bu, engkau telah menjadikanku seoran siswa SMA yang memandang bahwa “Tak semua sesuatu yang sulit tetap menjadi sulit, apabila sering dilakukan dengan kesabaran dan ketelatenan” Terima kasih Bu Yudha ibu keduaku di Spensa.

0 komentar: